Ontologi dalam ilmu psikologi adalah studi tentang hakikat dari realitas mental dan keberadaan individu yang memiliki pikiran. Dalam konteks ini, ontologi digunakan untuk mengeksplorasi pertanyaan filosofis tentang apakah pikiran dan persepsi adalah sesuatu yang nyata, apakah individu memiliki keberadaan yang independen, dan bagaimana realitas mental dikaitkan dengan realitas fisik.
Ada beberapa teori psikologi yang memiliki pandangan yang berbeda tentang ontologi mental. Teori behaviorisme, misalnya, menganggap bahwa individu hanyalah reaksi terhadap rangsangan fisik dan tidak memiliki pikiran atau persepsi yang nyata. Sebaliknya, teori kognitif menganggap bahwa individu memiliki kapasitas mental yang kompleks dan pikiran yang nyata.
Filsafat kognitif juga memperdebatkan tentang apakah pikiran memiliki keberadaan yang independen dari tubuh. Beberapa filsuf kognitif menganggap bahwa pikiran dan tubuh saling terkait dan bahwa pikiran tidak dapat dipisahkan dari tubuh. Namun, ada juga filsuf yang berpendapat bahwa pikiran dapat eksis tanpa tubuh dan bahwa pikiran dan tubuh merupakan dua entitas yang berbeda.
Baca juga : Keutamaan Orang Beriman Dan Berilmu
Dalam ilmu psikologi, ontologi juga digunakan untuk memahami bagaimana individu mengalami dan memahami dunia sekitar mereka. Beberapa teori psikologi, seperti psikoanalisis, menganggap bahwa individu memiliki realitas mental yang berbeda dari realitas fisik dan bahwa persepsi individu ditentukan oleh konflik internal.
Perilaku manusia terdiri dari dua jenis perilaku
Perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yaitu perilaku fisiologis dan perilaku psikologis.
- Perilaku fisiologis merupakan tindakan yang dilakukan oleh sistem tubuh secara otomatis, seperti nafas, detak jantung, dan kontraksi otot. Perilaku ini dikendalikan oleh sistem saraf otonom dan tidak dapat dikontrol secara sengaja.
- Perilaku psikologis merupakan tindakan yang dilakukan oleh individu secara sengaja, seperti berbicara, berpikir, dan membuat keputusan. Perilaku ini dikendalikan oleh sistem saraf somatik dan dapat dikontrol oleh individu.
Kedua jenis perilaku ini saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, perasaan cemas dapat menyebabkan perubahan dalam perilaku fisiologis seperti detak jantung yang cepat dan keringat yang berlebihan, sementara pengalaman fisiologis seperti rasa lapar dapat mempengaruhi perilaku psikologis seperti membuat keputusan untuk makan.
Sebagai objek dari ilmu psikologi, perilaku manusia memiliki beberapa ciri mendasar
- Dapat diamati dan diukur: Perilaku manusia dapat diamati dan diukur secara objektif melalui teknik-teknik yang telah dikembangkan dalam ilmu psikologi, seperti observasi, wawancara, dan tes.
- Dapat berubah: Perilaku manusia dapat berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan individu dan perubahan lingkungan.
- Dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal: Perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor internal, seperti perasaan, keinginan, dan motivasi, serta faktor eksternal, seperti lingkungan, sosial, dan kultural.
- Dikendalikan oleh sistem saraf: Perilaku manusia dikendalikan oleh sistem saraf yang mengkoordinasikan aktivitas tubuh dan pikiran.
- Memiliki makna: Perilaku manusia memiliki makna yang berbeda-beda bagi setiap individu dan dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan keinginan.
- Dapat diterima atau ditolak oleh lingkungan sosial: Perilaku manusia dapat diterima atau ditolak oleh lingkungan sosial dan dapat berdampak pada hubungan sosial dan status sosial individu.
- Dapat diterapkan pada berbagai konteks: Perilaku manusia dapat diterapkan pada berbagai konteks, seperti di rumah, di tempat kerja, di sekolah, dan di lingkungan sosial lainnya.
- Merupakan bagian dari sistem sosial: Perilaku manusia merupakan bagian dari sistem sosial dan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh interaksi dengan individu lainnya.
Secara keseluruhan, ontologi dalam ilmu psikologi mengeksplorasi pertanyaan filosofis tentang hakikat dari realitas mental dan keberadaan individu. Teori psikologi yang berbeda memiliki pandangan yang berbeda tentang ontologi mental dan ini mempengaruhi cara mereka menganalisis dan menjelaskan perilaku manusia. Namun, walaupun perbedaan pandangan, ontologi dalam ilmu psikologi sangat penting untuk memahami pikiran dan perilaku manusia.